Terapi Ain
TERAPI ‘AIN
‘Ain adalah suatu pengaruh buruk yang muncul dari diri orang yang dengki, terkadang menimpa orang yang dimaksud dan terkadang tidak, andai pengaruh buruk tersebut tidak mendapat hambatan dia akan mengenai sasaran, andai orang yang dimaksud memiliki penangkal maka ‘Ain tidak akan menimpanya.
‘Ain yang menimpa manusia disebabkan kedengkian orang yang memiliki ‘Ain, atau dia begitu takjub serta lupa berzikir kepada Allah, maka saat itulah jin mengikutinya.
Cara kerja ‘Ain.
Orang yang memiliki ‘Ain melepaskan maksudnya kepada seseorang yang diinginkannya tanpa berzikir kepada Allah, maka dalam waktu yang sama jin datang dan meneruskan maksud orang yang memiliki ‘Ain itu untuk membinasakan atau menyakiti orang tersebut dengan seizin Allah, sementara (pada saat yang sama) orang yang dimaksud tidak memiliki benteng diri.
Orang yang terkena ‘Ain dalam dua kondisi.
1. Dia mengetahui orang yang melepaskan ‘Ain, maka mintalah orang tersebut untuk mandi dan hendaklah orang yang memiliki ‘Ain itu memenuhi permintaan saudaranya, karena hal itu merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam, lalu bekas air mandi orang yang melepaskan ‘Ain itu disiramkan ke bagian belakang tubuh orang yang terkena ‘Ain secara sekaligus, dengan izin Allah dia akan sembuh.
عن ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «العَيْنُ حَقٌّ، وَلَو كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ القَدَرَ سَبَقَتْهُ العَينُ، وَإذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا». أخرجه مسلم
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “`Ain benar-benar ada, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului takdir tentulah `Ain akan mendahuluinya, bila salah seorang kalian diminta untuk mandi maka lakukanlah!” HR. Muslim. [1]
Cara mandi.
عن أبي أمامة بن سهل بن حنيف أن أباه حدثه أَنَّ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ وَسَارُوا مَعَهُ نَحْوَ مَكَّةَ..-وَفِيهِ- فَلُبِطَ بِسَهْلٍ، فَأُتِيَ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ الله، هَلْ لَكَ فِي سَهْلٍ وَالله مَا يَرْفَعُ رَأْسَهُ وَمَا يُفِيقُ، قَالَ: «هَلْ تَتَّهِمُونَ فِيهِ مِنْ أَحَدٍ؟» قَالُوا: نَظَرَ إلَيهِ عَامِرُ بنُ رَبِيعَةَ، فَدَعَا رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- عَامِراً فَتَغَيَّظَ عَلَيهِ وَقَالَ: «عَلامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ؟ هَلَّا إذَا رَأَيْتَ مَا يُعْجِبُكَ بَرَّكْتَ» ثُمَّ قَالَ له: «اغْتَسِلْ لَهُ» فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيهِ وَمِرْفَقَيْهِ وَرُكْبَتَيهِ وَأَطْرَافَ رِجْلَيْهِ وَدَاخِلَةَ إزَارِهِ فِي قَدَحٍ ثُمَّ صَبَّ ذَلِكَ المَاءَ عَلَيهِ يَصُبُّه رَجُلٌ عَلَى رَأْسِهِ وَظَهْرِهِ مِنْ خَلْفِهِ، ثُمَّ يُكْفِئُ القَدَحَ وَرَاءَهُ، فَفَعَلَ به ذَلِكَ فَرَاحَ سَهْلٌ مَعَ النَّاسِ لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ. أخرجه أحمد وابن ماجه.
Dari Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif, ia berkata,” Bapakku Sahal bin Hanif pergi bersama rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ke Mekkah … mendadak Sahal jatuh sakit meriang, dan panasnya semakin tinggi, sehingga ia tidak kuasa menggerakkan kepalanya, lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diberitahu, beliau bersabda: “Apakah kalian mencurigai seseorang? Para sahabat berkata: ” `Amir bin Rabi`ah,” kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memanggil `Amir, dan memarahinya, seraya bersabda: “Atas dasar apa salah seorang kalian membunuh saudaranya! Kenapa tidak engkau do’akan keberkahan untuknya? “(Hai `Amir), mandilah!” lalu `Amir membasuh wajah, kedua tangan hingga siku, kedua kaki hingga lutut dan membasuh antara pusar dan lutut dalam sebuah bejana, kemudian air bekas mandi tersebut disiramkan ke bagian belakang Sahal (kepala dan punggung) , seketika itu juga Sahal sembuh dan berjalan bersama para shahabat seakan tidak terjadi apa-apa.” [2]
2. Jika tidak diketahui orang yang menularkan ‘Ain, maka lakukan ruqyah terhadap orang yang terkena ‘Ain dengan bacaan Al quran dan do’a-do’a yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penuh husnuzzan kepada Allah, yakin bahwa yang menyembuhkan hanyalah Allah semata, yakin bahwa Al Quran adalah penawar. Adapun bacaan ruqyah tersebut sebagai berikut:
Surat Al Fatiha, Ayat Kursy, Ayat-ayat terakhir surat Al Baqarah, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Naas, lalu ayat-ayat berikut:
فَإِنۡ ءَامَنُواْ بِمِثۡلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِي شِقَاقٖۖ فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ [البقرة: ١٣٧]
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Baqarah/2: 137].
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزۡلِقُونَكَ بِأَبۡصَٰرِهِمۡ لَمَّا سَمِعُواْ ٱلذِّكۡرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجۡنُونٞ [القلم: ٥١]
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila. [Al Qalam/68: 51]
أَمۡ يَحۡسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۖ فَقَدۡ ءَاتَيۡنَآ ءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَءَاتَيۡنَٰهُم مُّلۡكًا عَظِيمٗا [النساء : ٥٤]
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar”. [An Nisaa/4: 54] .
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٞ وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارٗا [الاسراء: ٨٢]
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. [Al Israa/17: 82].
قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ [فصلت: ٤٤]
Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.[Fushshilat/41: 44].
Dan ayat-ayat lainnya.
Kemudian bacalah doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diantaranya:
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اِشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِيْ، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا– مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
(Ya Allah, Tuhan manusia hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit)”. Muttafaq ’alaih. [3]
بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللَّهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ – رَوَاهُ مُسلِمٌ.
(Dengan nama Allah, aku membacakan ruqyah bagimu dari segala yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa, atau mata yang dengki. Allah akan menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu ). HR. Muslim. [4]
بِسْمِ اللَّهِ يُبْرِيْكَ، مِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ– رَوَاهُ مُسلِمٌ.
(Dengan nama Allah Yang menyembuhkanmu, dari segala penyakit Dia yang menyembuhkanmu, dari kejahatan orang yang dengki, dan dari kejahatan orang memiliki ‘Ain”. HR. Muslim. [5]
امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، بِيَدِكَ الشِّفَاءُ، لاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ أَنْتَ– أخرجه البخاري.
“Hilangkanlah penyakitnya, ya Allah! Kesembuhan hanya berada di TanganMu, tidak ada yang mampu menghilangkan penyakit kecuali Engkau. HR. Bukhari. [6]
أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ – أخرجه البخاري.
(Aku berlindung dengan Kalimat Allah yang maha Sempurna dari setan dan binatang berbahaya dan dari kejahatan ‘Ain ) HR. Bukhari. [7]
أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ ، وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِيْ – أخرجه أبو داود والترمذي.
(Aku berlindung dengan Kalimat Allah yang maha Sempurna dari murka dan siksaNya dan dari kejahatan hambaNya, dan dari gangguan setan yang mendatangiku) HR. Abu Daud dan Tirmizi . [8]
أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرّ ما خَلَقَ – أخرجه مسلم.
((Aku berlindung dengan Kalimat Allah yang maha Sempurna dari segala kejahatan makhluk-Nya). HR. Muslim. [9]
Membaca“Bismillah”3x. Lalu membaca:
أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
(Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang kudapatkan dan yang kurasakan dan yang kutakutkan) HR. Muslim. [10]
dibaca 7x sambil meletakkan tangan pada bagian yang sakit:
Membaca sejumlah 7 x:
أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
(Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan pemilik Arsy yang agung agar ia menyembuhkanmu),. HR. Abu Daud dan Tarmizi. [11]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2188.
[2] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 16076 dan Ibnu Majah no hadist : 3509.
[3] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5743 dan Muslim no hadist : 2191.
[4] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2186.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2185.
[6] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5744.
[7] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 3371.
[8] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist 3893 dan Tirmizi no hadist : 3528.
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2709.
[10] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2202.
[11] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 3106 dan Tirmizi no hadist 2083.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/84019-terapi-ain.html